Thursday, February 17, 2011

Kata-kata "Sang Murabbi" KH Rahmat Abdullah

Aku rindu zaman ketika halaqoh adalah kebutuhan, bukan sekedar sambilan apalagi hiburan …

Aku rindu zaman ketika mambina adalah kewajiban bukan pilihan apalagi beban dan paksaan …

Aku rindu zaman ketika dauroh menjadi kebiasaan, bukan sekedar pelangkap pengisi program yang dipaksakan …

Aku rindu zaman ketika tsiqoh menjadi kekuatan, bukan keraguan apalagi kecurigaan …

Aku rindu zaman ketika tarbiyah adalah pengorbanan, bukan tuntutan, hujatan dan obyekan….

Aku rindu zaman ketika nasihat menjadi kesenangan bukan su’udzon atau menjatuhkan …

Aku rindu zaman ketika kita semua memberikan segalanya untuk da’wah ini …

Aku Rindu zaman ketika nasyid ghuroba manjadi lagu kebangsaan…

Aku rindu zaman ketika hadir liqo adalah kerinduan dan terlambat adalah kelalaian …

Aku rindu zaman ketika malam gerimis pergi ke puncak mengisi dauroh dengan ongkos yang ngepas dan peta tak jelas …

Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah benar-benar berjalan kaki 2 jam di malam buta sepulang tabligh da’wah di desa sebelah …

Aku rindu zaman ketika pergi liqo selalu membawa infaq, alat tulis, buku catatan dan qur’an terjemah ditambah sedikit hafalan …

Aku rindu zaman ketika binaan menangis karena tak bisa hadir di liqo …

Aku rindu zaman ketika tengah malam pintu diketuk untuk mendapat berita kumpul di subuh harinya …

Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah berangkat liqo dengan ongkos jatah belanja esok hari untuk keluarganya …

Aku rindu zaman ketika seorang murobbi sakit dan harus dirawat, para binaan patungan mengumpulkan dana apa adanya …

Aku rindu zaman itu …

Ya Rabb …

Jangan Kau buang kenikmatan berda’wah dari hati-hati kami …

Ya Rabb …

Berikanlah kami keistiqomahan di jalan da’wah ini …

No comments:

Post a Comment